Jumat, 28 Juli 2017

Mentri Pertahanan Inginkan Pembelian Drone Lengkap Dengan Persenjataan

Uav Male Yi Long China : http://www.china-arms.com
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menginginkan pesawat terbang tanpa awak (PPTA) atau Drone dapat digunakan untuk keperluan tempur, dan dilengkapi Senjata dan Bom.
“Pesawat terbang tanpa awak yang dibuat atas kerja sama Balitbang Kemhan dengan industri pertahanan dalam negeri sudah bagus, dengan jarak tempuh hingga 200 kilometer dan bisa digunakan selama 20 jam. Luar biasa itu,” ujar Menhan setelah selesai menyaksikan uji coba pesawat tanpa awak hasil kerja sama Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan industri pertahananpada Kamis 27 Juli 2017 di Lapangan Terbang Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ke depan, lanjut Ryamizard Ryacudu, tak terlalu kerap memakai pesawat yang menggunakan awak karena ‘cost’ relatif mahal, dan penggunaannya pun terbatas. Tetapi, pesawat tanpa awak bisa digunakan setiap waktu dan relatif lebih murah.
“Kemungkinan kecelakaan sangat kecil. Kalau pun ada kecelakaan tidak ada korban jiwa,” ujar Ryamizard Ryacudu .
Uav Male Yi Long China : http://www.china-arms.com

Pesawat terbang tanpa awak ini nantinya bisa di-update untuk dipasang Senjata dan Bom, serta bisa digunakan pada siang dan malam hari.
“Drone Ini nggak kalah lagi dengan dari luar. Kemudian akan ditingkatkan terus. Itu kalau pakai satelit, jaraknya bisa 500 kilometer,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) ini.
Menteri Pertahanan RI ini berharap nantinya pesawat tanpa awak dapat dimaksimalkan untuk menjaga perbatasan, bahkan dapat digunakan untuk mencegah peredaran Narkoba.
“Iya pasti, akan dimaksimalkan di perbatasan mau melihat di mana tukang Narkoba itu bawa Narkoba. Termasuk kapal-kapal yang mencuri ikan dan segala macam. Nanti di kapal Angkatan Laut juga ada Drone, penanganan bencana, segala macam lah,” ucap Menhan.
Kendati demikian, tambah Ryamizard Ryacudu, pihaknya tetap akan membeli beberapa Drone Militer dari China guna menambah pengetahuan teknologi mengenai Drone.
Uav Rajawali 720 : Indomiliter.com
“Jadi begini. Kita, orang China, orang manapun, kalau beli pasti dia bedah itu barang untuk dipelajari. Kita juga beli sedikit satu-dua, kemudian kita pelajari untuk menambah kecanggihan itu. Semuanya begitu,” ungkap Menhan.
Pesawat yang diujiterbangkan bernama Rajawali 720, yang merupakan hasil kerja sama Balitbang Kemhan dengan PT Bhineka Dwi Persada. PPTA Rajawali 720 termasuk ke dalam kategori Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau juga disebut Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) dan merupakan PPTA bersayap tetap (fixed wing).
PPTA tersebut memiliki kemampuan terbang Iebih dari 24 jam dengan misi radius jelajah 20 Km sampai dengan 1000 Km, dan ketinggian jelajah 8000 meter dan kecepatan sampai 135 km/jam (73 knots). PPTA Rajawali 720 tersebut juga mampu tinggal landas dan landing dengan Iandasan yang cukup pendek.
PPTA Rajawali 720 dirancang dengan misi utama sebagai pesawat pengintai, yang dilengkapi dengan sistem gimbal dan kamera yang dapat mengirimkan hasil pantauan, baik gambar maupun video secara real time ke darat melalui Ground Control Station (GCS).
Sehingga, PPTA Rajawali 720 dapat menjadi salah satu altematlf yang hadal dalam melaksanakan pengawasan dalam berbagai keperluan, seperti melasanakan pemantauan di daerah perbatasan, lautan ataupun hutan, dilansir Antara, 27-7-2017.
Selain PPTA Rajawali 720, kata Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, juga akan diuji coba beberapa pesawat tanpa awak lainnya, yakni Pesawat Udara Tanpa Awak (Puna) Alap-Alap, Wulung (PT Carita Boat Indonesia), Elang Laut (PT DI), dan Mission System (PT LEN Industri), serta Target Drone (PT Indo Pacific Communication dan Defence), M3LSU03 (PT Mandiri Mitra Muhibbah).

Jakartagreater

0 komentar:

Posting Komentar