Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Maret 2018

Fantastis , Hutang Amerika Serikat Tembus $ 21 Triliun


NOTEBOOKKITA - Amerika Serikat, negara debitur terkemuka di dunia, telah mencapai tonggak sejarah lain yang patut dipertanyakan dalam perjalanannya yang tampak sangat cepat ke dalam pelepasan ekonomi, seperti dilansir dari laman Sputnik.
Total utang Amerika Serikat saat ini telah mencapai $ 21 triliun untuk pertama kalinya menurut statistik pemerintah, setelah enam bulan yang lalu diumumkan bahwa utang AS telah mencapai $ 20 triliun untuk pertama kalinya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada bulan Februari menandatangani sebuah surat untuk mengakhiri penangguhan batas utang, yang sekarang telah mengizinkan peminjaman tak terbatas hingga 1 Maret 2019, menurut Marketwatch.com.
Sementara defisit anggaran AS yang jauh lebih luas diprediksi oleh para ekonom setelah pemotongan pajak baru oleh pemerintahan Trump pada Desember 2017, laju pinjaman berskala besar mengejutkan banyak orang, karena defisit pada bulan Februari sebesar $ 215 miliar atau naik 12 persen dari bulan yang sama tahun lalu.
Besarnya utang yang belum pernah terjadi sebelumnya hanyalah permulaan, diklaim
oleh Peter Peterson, seorang bankir investasi dan mantan Menteri Perdagangan AS semasa Presiden Richard Nixon.
“Utang negara kita mencapai $ 21 triliun, dan yang mengejutkan saat ini, telah tumbuh sebesar $ 1 triliun hanya dalam enam bulan terakhir”, tutur Peterson kepada Washington Examiner.
Peterson menambahkan bahwa yang lebih parah lagi, tonggak sejarah tersebut baru saja di mulai termasuk dampak peraturan pajak dan belanja fiskal terbaru yang tidak bertanggung jawab secara fiskal, semakin menambahkan lebih banyak utang di atas perkiraan yang tidak berkelanjutan.

Kamis, 31 Agustus 2017

Ribuan Muslim Rohingya Melarikandiri ke Perbatasan, Kekerasan di Myanmar Semakin Meluas

Coxs Bazar - Hampir 9.000 warga Rohingya melarikan diri dari kekerasan terburuk di Myanmar dalam lima tahun belakangan, sementara ribuan lagi terjebak di perbatasan Bangladesh atau bersiap mencapai tempat itu dalam beberapa hari mendatang.

Serangkaian serangan tergalang oleh gerilyawan Rohingya terhadap pasukan keamanan di negara bagian Rakhine pada Jumat dan bentrokan susulannya memicu ribuan Muslim Rohingya melarikan diri, sementara pemerintah mengungsikan ribuan pengikut Buddha Rakhine, lapor Reuters.

Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang mengutuk serangan tersebut, menekan Myanmar agar melindungi kehidupan warga tanpa pembedaan dan mengimbau Bangladesh mengizinkan yang melarikan diri dari serangan balasan militer itu masuk ke wilayahnya.

"Keadaannya sangat mengerikan. Rumah dibakar, semua warga lari dari rumah mereka, orangtua dan anak-anaknya terpisah, beberapa hilang, terdapat pula yang tewas," kata Abdullah (25), warga Rohingya dari desa Mee Chaung Zay, wilayah Buthidaung, melalui telepon, sambil berusaha menahan air matanya.

Dia mengatakan bahwa dirinya sedang bersiap untuk melarikan diri.

Sedikit-dikitnya 109 orang tewas dalam bentrokan dengan gerilyawan, menurut pemerintah, kebanyakan dari mereka adalah anggota gerlyawan, namun terdapat juga anggota pasukan keamanan dan warga sipil.

Penanganan terhadap sekitar 1,1 juta Muslim Rohingya menjadi sebuah tantangan terbesar bagi Aung San Suu Kyi, yang telah mengutuk serangan tersebut dan memuji pasukan keamanan.

Peraih Nobel Perdamaian itu dituduh beberapa kritikus Barat karena tidak bersuara terhadap kejadian pembantaian Muslim Rohingya, yang merupakan kaum minoritas di Myanmar, oleh serangan brutal militer setelah terjadinya penyerangan Oktober.

Kewarganegaraan warga Rohingya ditolak Myanmar dan dianggap pengungsi gelap dari Bangladesh, meski telah mendiami daerah tempat tinggalnya selama berabad-abad, dengan masyarakat yang terpinggirkan dan terkadang mengalami kekerasan.

Bangladesh menganggap mereka sebagai pengungsi tidak resmi dari Myanmar dan mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan para pengungsi itu masuk ke wilayahnya.

Walau begitu, ribuan warga Rohingya, yang kebanyakan adalah wanita dan anak-anak, melarikan diri dari kekerasan tersebut. Mereka berusaha menuju sungai Naf yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh, serta mencoba melintasi perbatasan darat.

Serangan tersebut menandai peningkatan tajam kemelut di Rakhine sejak Oktober, ketika serangan serupa oleh gerilyawan menewaskan sembilan polisi, mendorong militer melakukan serangan balasan besar-besaran diikuti dugaan pembunuhan, perkosaan dan pembakaran.

PBB mengatakan bahwa pasukan keamanan Myanmar kemungkinan telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam serangan tersebut.

Abdullah, seorang warga Rohingya yang masih tinggal di Myanmar, mengatakan bahwa empat dari enam dusun di desanya dibakar habis oleh pasukan keamanan, mendorong semua warga untuk melarikan diri ke wilayah Bangladesh.

Dia dan ribuan penduduk desa yang ketakutan berkumpul di desa Kyee Hnoke Thee, di wilayah kaki pegunungan Mayu.

Abdullah bersama istri dan anak perempuannya yang berusia lima tahun, memasak nasi ketan, mengambil lembaran plastik dan botol air kosong, bersiap untuk melakukan perjalanan seharian, menempuh jarak sejauh 20 kilometer melewati daerah pegunungan hingga akhirnya sampai ke perbatasan.

"Saya menunggu semua kerabat saya untuk pergi bersama keluarga saya sesegera mungkin," kata Abdullah.

Antara

Lebih Dari 2 Juta Umat Muslim Mulai Ibadah Haji

Kabah Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi.
Riyadh, Arab Saudi - Pemerintah Arab Saudi pada Rabu memulai Ibadah Haji 2017, dan lebih dari dua juta umat Muslim --termasuk 1,8 juta orang asing-- diperkirakan melaksanakan Rukun Islam Kelima tersebut.

Ibadah Haji adalah ibadah paling penting buat umat Muslim di seluruh dunia, sebab orang Muslim yang mampu diwajibkan menunaikannya setidaknya sekali seumur hidup. Proses ibadah yang berkaitan dengan Haji, yang puncaknya adalah Wuquf di Padang Arafah, dijadwalkan berlangsung sampai pekan depan.

Wuquf di Padang Arafah
Sehari sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan pengamanan ketat selama Musim Haji, dan melarang lebih dari 400.000 calon jamaah tidak sah memasuki Makkah, kota paling suci buat umat Muslim, karena mereka tidak memiliki Visa Haji, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

Pemerintah Arab Saudi menyatakan telah melakukan tindakan sungguh-sungguh, termasuk denda dan hukuman penjara terhadap para pelanggar, guna memastikan kelancaran Ibadah Haji buat umat Muslim.